Opini adalah sikap atau pendapat mengenai sebuah keadaan yang pernah atau belum terjadi. Dalam proses pembuatannya, opini sangat dipengaruhi oleh perspektif dan pemikiran setiap individu. Menulis opini berarti mentransfer ide dan gagasan ke ruang publik. Artikel kali ini akan membahas teknik menulis opini agar bisa dimuat di koran atau media massa.
Menurut Sandy Indra Pratama dalam Public Lecture, penulis tidak dibutuhkan orang pintar atau orang yang memiliki kemampuan menulis yang bagus dalam membuat suatu opini. Tujuan menulis bukanlah untuk terlihat pintar tapi agar dapat bicara di ruang publik terhadap gagasan-gagasan atau ide-ide yang kemudian dituangkan di media. Ada 7 hal yang perlu dilakukan penulis untuk menulis opini:
Pengetahuan terhadap bidang tertentu
Legitimasi seorang penulis opini bisa terlihat dari kompetensi bidang yang dikuasai. Ahli atau tamatan pendidikan ekonomi akan lebih mahir menulis artikel seputar ekonomi atau bisnis. Berbeda halnya dengan mereka yang dari jurusan politik, hukum, ataupun olahraga. Setiap orang punya kesempatan menulis dari bekal kemampuan bidang yang dikuasainya.
Ide dan gagasan
Menemukan ide dan gagasan merupakan langkah awal menulis opini. Ide ini bisa muncul dan tumbuh dari mana saja. Bahkan seorang penulis opini profesional akan lebih susah menemukan ide daripada mengaplikasikan dalam bentuk tulisan. Butuh berjam-jam untuk melihat fenomena dan menganalisisnya dalam sebuah rangkaian gagasan tulisan yang menarik. Tentu tetap berfokus pada sudut pandang penulis.
Argumentasi
Argumentasi menjadi penting karena pembaca akan mengetahui kadar keilmuan (wawasan pengetahuan) penulis opini. Argumentasi harus berdasarkan keilmuan bisa berbentuk data atau kutipan ahli agar semakin kuat dan logis. Data dan argumentasi akan menguatkan esensi tulisan opini di mata redaktur dan pembaca. Kadang gagasan yang cemerlang tanpa diimbangi dengan data juga hanya akan menghasilkan tulisan kosong tak berbobot.
Teknik penulisan
Penulisan opini di media massa haruslah menggunakan bahasa yang ringkas, komunikatif, dan tidak bertele-tele. Menemukan sudut pandang yang menarik dapat menajamkan opini penulis. Biasanya media massa kerap menerima artikel opini yang bersifat hard news atau aktual. Bisa dalam bentuk peringatan hari raya tertentu, momen konflik nasional, dan lain sebagainya. Pembaca akan menghargai penulis opini yang punya sudut pandang yang unik dan mengejutkan. Tidak sama dengan alur opini kebanyakan orang.
Pengetahuan bahasa dan pemahaman PEUBI
Kegagalan penulis opini menembus media massa biasanya terletak pada penggunaan bahasa. Penulis opini harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah dicerna oleh masyarakat. Selain itu, jangan menganggap pembaca sama mengerti seperti dirinya, maka dari itu penting baginya untuk mencantumkan padanan suatu bahasa asing dalam bahasa Indonesia. Penulis juga tidak perlu khawatir dalam memasukkan idiom-idiom bahasa daerah jika dipandang menarik.
Kecakapan penggunaan bahasa bisa dilihat dari penguasaan pengetahuan tentang penulisan yang sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PEUBI). Salah atau typo ketika menulis akan mengurangi kredibilitas penulis opini dan menjadi syarat ditolaknya artikel untuk dimuat di media massa.
Pengetahuan media massa
Pengetahuan mengenai media massa merupakan hal yang perlu diketahui penulis opini agar tulisannya bisa dimuat. Melakukan riset untuk menemukan platform media mana yang cocok dan memberikan perhatian terhadap bidang yang sesuai dengan gaya penulisannya. Semakin cocok kategori yang terdapat dalam menu media massa, maka akan semakin besar peluang tulisan opini dimuat di sana.
Lawan Kemalasan
Pertama melawan kemalasan membaca sebagai bahan pokok menulis. Kemalasan menyebabkan terhentinya tulisan yang belum rampung. Kebiasaan menulis menjadi menyenangkan ketika sudah berhasil melawan kemalasan. Melawan kemalasan untuk sekedar menulis adalah langkah awal yang harus ditempuh karena kemampuan menulis yang bagus didapat dari kebiasaan yang dilakukan secara rutin dengan riset yang mendalam.
Semakin sering seseorang mengasah kemampuan menulisnya, maka akan semakin tajam pula kemampuan menciptakan gagasan dan mengolah sudut pandang. Penulis hebat tidak berasal dari sikap malas berlatih. Mustahil menjadi penulis opini yang berkualitas jika kebiasaan berliterasi jauh dari kualitas seorang penulis profesional. Kembangkan diri menjadi penulis yang hebat dengan bukti dimuat di banyak media mainstream. Penulis selain menambah penghasilan juga meningkatkan popularitas.
0 Comments