PARTAI LITERASI - Setiap orang tentu punya motivasi masing-masing saat memutuskan untuk menulis atau menjadi penulis. Misalkan saya yang waktu kuliah begitu malas membaca, apalagi menulis. Kalau tidak ada tugas dari dosen, jelas tidak mungkin membuang waktu untuk menulis.
Setelah bekerja, saya mulai mencari kesibukan agar dianggap kerja karena memang tidak ada pekerjaan di kantor. Saya paksa untuk membaca, meski hanya bertahan sebulan. Menjenuhkan!
Saya belajar bidang lain seperti membuat website, marketing media sosial, buat desain logo, dan cari part time apa pun untuk menghasilkan duit tambahan. Namun tidak segera dapat penghasilan. Motiviasi saya pindah untuk jadi populer dengan membiasakan menulis.
Tahun 2018, saya pertama kali menerbitkan buku nonfiksi. Mengadakan beberapa kali bedah buku dan mulai menggemari dunia literasi. Saya sempat ingin ikut pelatihan menulis dengan Iqbal Adji Darmono agar tulisan saya bisa dimuat di Kolom Detik. Sedang proses menabung, saya iseng kirim tulisan pertama langsung dimuat di Detik. Alhamdulillah dapat cuan 500 ribu.
Saya pikir menulis cukup bisa menambah penghasilan. Saya setiap hari menulis (didominasi tulisan opini). Saya menulis paling lama satu jam untuk satu artikel. Biasanya cuma butuh setengah jam. Kemudian saya cari referensi pengiriman tulisan. Sampai saat ini, saya sudah menghasilkan hampir 300 artikel yang semuanya dimuat di media.
Baca Juga : Kampanye Literasi: Melatih Membaca dan Menulis
Sekitar 150-an media sudah memuat tulisan saya dan mendapat honorarium berbeda-beda. Ada koran, media nasional, regional, dan media keislaman. Kemudian saya merasakan nikmatnya menjadi penulis yang ide dan karya kita bisa dibaca banyak orang, ditambah dapat duit.
Setelahnya, saya mencari banyak peluang eksplorasi tulisan yang sekiranya bisa menghasilkan duit. Saya ikut pelatihan di Pikiran Rakyat dengan menjadi content creator yang penghasilannya disesuaikan jumlah pembaca. Ada juga part time menjadi copy writer dan penerjemah.
Peluang penulis ternyata sangat banyak jika kita serius mempelajari. Beragam jenis penulisan membuat kita bebas menuangkan ide dalam sebuah tulisan. Ketika sudah punya kompetensi, dari menulis kita bisa menambah penghasilan dengan mengisi berbagai kelas penulisan, workshop, hingga seminar kepenulisan.
Namun dari banyaknya cara mendapatkan duit dari menulis, saya mulai mengalihkan motivasi menulis untuk menjadi manusia bermanfaat. Membagikan gagasan, syukur bisa membuat perubahan sosial di masyarakat. Saya sudah menulis tiga buku dan proses menyelesaikan buku keempat yang semoga bisa diterbitkan di penerbitan mayor.
Ketika tulisanmu sudah dimuat di media dibaca banyak orang dan mendapat penghasilan, kalian akan merasakan kenikmatan luar biasa sebagai penulis. Jangan pernah menurunkan gairah untuk menulis. Menulislah dengan ikhlas dan jadikan menulis hobimu sekarang.
Bukankah pekerjaan paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar?***
Penulis : Joko Yuliyanto - Partai Literasi
0 Comments