PARTAI LITERASI - Iya, sangat mudah bagi yang sudah banyak bacaannya. Iya, sangat mudah bagi yang setiap hari menulis. Hanya 2 kata kunci untuk bisa menulis dengan sangat mudah banyak baca dan banyak nulis.
Intinya kamu ingin jadi penulis apa, penulis fiksi sekaliber para pemenang Pulitzer seperti Adam Johnson (author The Orphan's Mastes Son), Jane Smiley (author A Thousand Acres) dan lainnya, bacalah karya fiksi sebanyak mungkin. Penulis non fiksi sehebat Matt Kaplan (author Science of Monsters), Betty Schrampfer Azar (karyanya menjadi buku pegangan wajib bagi siapapun yang mempelajari Grammar), Brian Cox (author Universal: A Guide to the Cosmos) dan lainnya, ya harus banyak baca karya non fiksi.
Jika ingin jadi novelis ya harus banyak banyak baca novel, jika ingin jadi kolumnis, banyak baca tulisan di Kompas atau Tempo, jika ingin jadi penulis puisi ya harus banyak baca puisi, jika ingin menjadi sastrawan ya harus banyak baca karya sastra dan seterusnya.
Membaca itu adalah bahan bakar utama untuk menulis, semakin banyak dan luas bacaanmu semakin mudah kamu menulis. Mau nulis apa kalau yang kamu baca cuma statusnya para selebritas di instagram. Ya kamu akan bisa nulis status yang seperti itu juga. Tapi, kosa kata kamu ya mbulet di situ saja paling ya cuma pamer, harta, tahta, wanita.
Percayalah nulis status caption di instagram itu juga tidak mudah, butuh foto dan kata-kata yang pas. Banyak selebritas yang tulisannya bagus, itu pun banyak pula hasil copas bukan dari tulisannya sendiri.
Bagaimana mau menulis artikel, jurnal, puisi , karya fiksi pun non fiksi? bahan bakar saja tidak punya. Bacaanmu hanya di situ, hanya seputar kehidupan selebritas. Tidak akan menambah kosa kata pun tulisanmu tidak akan berkembang, kecuali memang kamu hanya ingin bisa nulis status setiap hari ya.
Baca Juga : Pentingnya Edukasi Selebritas
Menulis itu butuh latihan setiap hari, jangan lewatkan sehari tanpa menulis, karena ini mengenai jam terbang. Menulislah apa pun, entah puisi, story-telling, artikel sederhana, dan lain-lain bisa di buku diary, di catatan Hp, di status wattshapp, menulis jawaban di Quora , Medium, dan lain-lain. Senyaman dan semudahmu saja.
Semakin banyak bacaan, semakin banyak referensi, semakin sering menulis, semakin tinggi jam terbang, kamu akan mulai berani ikut lomba menulis atau event kepenulisan. Memang menuju ke sana itu dibutuhkan kesabaran extra.
Seperti kata Pramoedya Ananta Noer “Menulislah sedari SD, apa pun yang ditulis sedari SD pasti jadi”. Beliau memastikan bahwa semua tulisan yang bagus itu butuh proses ,tidak ada jalan yang instan. Mie Instan saja masih harus direbus terlebih dahulu bukan bim salabim dibuka bungkusnya seketika langsung bisa dimakan.
Memang tulisan yang bagus itu banyak revisi banyak editan, tidak mungkin langsung jadi seketika itu kecuali kamu memang sudah expert dan bukan yang seperti menulis Karya Tulis Ilmiah, Skripsi, TA (Tugas Akhir), Tesis, membuat novel, membuat buku non fiksi, dan lain lain.
Banyak orang yang pandai dan cerdas, pengetahuannya seluas samudera, tapi belum tentu bisa menulis dengan baik dan benar. Bahkan tidak mau menulis hasil dari pengetahuannya selama ini, bukankah sayang sekali?
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah,” Pramoedya Ananta Noer.
Perhatikanlah, bahwa musuh terbesar kita adalah rasa takut, rasa takut tidak diakui, tidak dihargai ,dibully, dan haus pujian.
“Aku kalau nulis tidak pernah selesai, ada ide yang terlintas aku tulis. Tapi habis itu ya mentok tidak lanjut lagi. Aku kalau nulis gak tau mau nulis apa, bingung. Aku kalau nulis ,malu nanti dibully,”
Memang menulis itu akan di-publish dan banyak yang membaca. Tapi jika kamu cuma mikirin pendapat orang saja kamu tidak akan pernah menulis. Sekarang kamu nulis buat siapa? buat dirimu sendiri bukan? yaudah, sok atu nulis. Kalau ada yang komentar julid ya gapapa terima saja.
Seperti kata Stephen King, "Menulislah dengan pintu tertutup, lalu menulis ulanglah dengan pintu terbuka. Hasil karyamu mulanya memang hanya untukmu. Tapi kemudian keluar menjadi milik siapa saja yang ingin membaca atau mengkritiknya. Yang terpenting, sadarilah bahwa pasti akan ada orang yang mengatakan apa yang kau lakukan sia-sia. Tiap penulis mengalaminya."
Walaupun kita akan mati, setidaknya karyamu abadi. Semoga kita bisa meninggalkan, jejak ke anak cucu kita dengan tulisan pengetahuan.***
0 Comments