Menciptakan Keinginan pada Karakter Utama

 

karakter-utama-cerpen

Dalam menyusun cerpen, menciptakan keinginan pada karakter utama menjadi hal yang penting. Apalagi melibatkan banyak adegan dan konflik dalam ceritanya. 

Untuk itu A.S Laksana membagikan materi keinginan karakter utama dalam kelas penulisan cerpen. Harapannya cerpenis bisa menunagkan imajinasi pembentukan karakter utama berdasarkan motif dan kehadiran dalam peran.

Sekali waktu, pada suatu tempat di dunia ini, ada orang yang sangat hebat, sosoknya menarik dan membuat kita bersimpati. Dia punya keinginan. O, dia mula-mula tidak punya keinginan. Dia tidak ingin melakukan apa-apa, tetapi ada situasi yang membuatnya menginginkan sesuatu. Maka dia harus melakukan tindakan agar keinginannya terpenuhi.

 

Namun, tidak mudah rupanya untuk memenuhi keinginan itu. Kemampuannya tidak memadai. Dia bisa kita ibaratkan dengan orang yang baru sanggup mendaki bukit tetapi tiba-tiba ingin tiba di puncak Mount Everest, Himalaya. Ini hambatan dari dalam dirinya sendiri.

 

Di luar kemampuannya yang tidak memadai, ada hambatan besar lain yang harus dia hadapi. Ada seseorang yang tidak menginginkan dia memenuhi keinginan itu. Maka, dia harus menjadikan dirinya mampu; dia harus menyingkirkan hambatan; dia harus mengalahkan orang yang berniat menjegalnya.

 

*

 

Dalam cerpen Penyesalan Guy de Maupassant, karakter utama Monsieur Saval jatuh cinta kepada Madame Sandres dan memendam cintanya sampai tua karena perempuan itu istri sahabatnya. Apa keinginan Saval? Apakah dia ingin memperistri perempuan itu?

 

Jatuh cinta, apalagi kepada orang yang sudah bersuami atau beristri, adalah hal yang bagi banyak orang harus ditutupi rapat-rapat, sehingga orang lain tidak tahu. Ada berbagai alasan yang membuat orang tidak ingin diketahui bahwa dia jatuh cinta pada seseorang. Seorang introvert biasanya cenderung menyembunyikan perasaan-perasaannya. Jika dia mencintai seseorang, dia mungkin akan ruwet–dia ingin menyembunyikan perasaan, tetapi sekaligus ingin orang yang dia cintai itu tahu.

 

Dalam urusan cinta, kebanyakan orang memang menjadi introvert. Mereka malu jika diketahui mencintai seseorang, seolah-olah mencintai adalah tindakan memalukan. Mereka malu menghadapi penolakan. Tetapi mereka ingin mendapatkan orang yang mereka cintai.

 

Begitulah yang terjadi pada Saval. Dia ingin menyembunyikan perasaannya, dan bertahun-tahun kemudian, ketika dia tua, dia menyesali itu. Kemudian dia ingin memastikan apakah perempuan yang dia cintai itu tidak mengetahui bahwa dia mencintainya.

 

Cerita menjadi menarik karena ia menyajikan realitas yang tidak terduga; ia jauh berbeda dari realitas yang kita jalani, dan sebagai cerita ia tidak klise.

 

*

 

Selanjutnya, apa yang akan membuat cerita kita berbeda? Apa yang akan membuatnya tidak klise?

 

Lawan dari klise adalah orisinal. Orisinalitas dalam fiksi bukan berarti ia cerita baru sama sekali. Untuk soal itu, orang akan mengatakan bahwa di bawah langit ini tidak ada hal baru.

 

Orisinalitas, tulis Robert McKee dalam bukunya Story, adalah pertemuan antara bentuk dan isi–pilihan subjek yang khas ditambah bentuk penceritaan yang unik.

 

Isi mencakup setting, karakter, dan ide. Bentuk adalah bagaimana kita memilih peristiwa-peristiwa dan menyusunnya dalam rangkaian untuk menjadi cerita.

 

Keduanya, isi dan bentuk, saling mempengaruhi. Isi yang klise akan mempengaruhi penceritaan untuk menjadi klise juga. Sebaliknya, jika penceritaannya konvensional dan dapat diprediksi, ia juga akan menghasilkan karakter stereotipe dan perilaku-perilaku yang sudah usang.

 

Bagaimanapun, sebuah cerita bukan sekadar apa yang kita sampaikan, tetapi juga bagaimana cara kita menyampaikannya. Tema cerita bisa sama dengan banyak cerita lain. Tema-tema yang muncul di dalam kehidupan umat manusia, baik yang berkaitan dengan manusia sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, akan berkisar di situ-situ juga. Pertarungan seorang penulis adalah menawarkan karakter, setting, dan ide yang segar dan penceritaan yang inovatif.

 

Cerpen akan menjadi pilihan yang menarik untuk melakukan percobaan-percobaan dengan isi dan bentuk, karena ia hanya pendek. Kita memerlukan energi sangat besar untuk melakukan percobaan-percobaan dengan novel.

 

*

 

Kembali ke cerpen Maupassant, kita disodori pembukaan yang memperkenalkan lelaki tua menangis pada satu hari di musim gugur. Ia merenungi situasi malangnya di masa tua. Kemudian kita dibawa mengikuti pergolakan batinnya dan, akhirnya, tindakan yang dia ambil di puncak pergolakan batin itu. Saval menemui perempuan cantiknya, yang ternyata sudah berubah menjadi bulat, dengan tangan yang menjauhi kedua sisi tubuhnya (ini penggambaran detail yang baru saya temukan tentang orang gemuk), dan suka tertawa terbahak-bahak.

 

Bukan hanya itu, Madame Sandres bahkan ditampilkan dalam keadaan yang sangat berantakan: dengan lengan baju menyincing dan lumuran jus buah di kedua tangannya.

 

Maupassant hebat dalam merancang pertemuan dua orang itu. Kita tidak pernah menduga bahwa perempuan yang digambarkan cantik jelita dalam kenangan Saval itu ternyata seperti itu bentuk mutakhirnya. Namun perasaan Saval tidak berubah terhadapnya. Madame Sandres, dalam keadaan yang sudah tidak karu-karuan itu, tetap bidadari di mata Saval.

 

Ini hal yang tidak klise, setidaknya dibandingkan dengan kenyataan sehari-hari. Dan itu memberi wawasan lain tentang cinta yang abadi.

 
Baca Juga : Menghidupkan Karakter Tokoh di Dalam Cerpen

 

Ada satu cerita pendek Hungaria, yang saya baca melalui terjemahan Fuad Hassan bertahun-tahun lalu saat saya murid sekolah menengah, yang menceritakan keinginan seorang mahasiswa untuk mendapatkan ciuman dari seorang perempuan. Kalau tidak salah, cerpen itu berjudul Sang Mahasiswa dan Sang Wanita, dan menjadi judul kumpulan cerpen terjemahan itu.

 

Si Mahasiswa sangat menginginkan ciuman dari seorang perempuan–saya lupa detailnya–tetapi saya ingat alasan mahasiswa itu. Dia ingin wanita itu menciumnya dan yakin bahwa dia hanya akan lulus ujian jika perempuan itu menciumnya.

 

Dengan keyakinan itu, dia menjadi gigih menemui si wanita dan meyakinkan wanita itu agar bersedia menciumnya agar dia lulus ujian. Saya tidak ingat ujung ceritanya; saya hanya ingat adegan pertemuan mereka dan si mahasiswa menyampaikan permintaannya. Di dalam benak saya, gambar yang muncul dari adegan itu sangat puitis.

 

Kesan dan ingatan tentang cerpen itu adalah urusan pribadi saya. Tetapi cerpen itu menarik karena keinginan tokoh utamanya. Tokoh utama menarik karena keinginannya itu. Si wanita, dengan sendirinya, harus menarik, sebab ia menjadi tumpuan obsesi bagi si mahasiswa. Setidaknya, ia harus sangat menarik dari point of view karakter utama.

 

Dan ciuman dari perempuan itu harus didapatkan, dengan jalan apa pun, oleh si tokoh utama.

 

Dengan dua karakter yang menarik, dengan keinginan tokoh utama yang unik, cerita itu menjadi yang paling saya ingat di antara sepuluh cerita dalam kumpulan cerpen Hungaria itu.

 

*

 

Pertanyaan berikutnya, apakah keinginan tokoh utama harus selalu unik?

 

Kita akan segera terjerumus jika keliru memahami keunikan. Kita bisa mencari-cari keinginan yang muskil atau keinginan yang mengada-ada pada tokoh utama cerita kita.

 

Keinginan tokoh utama harus masuk akal, dalam cakupan perhatiannya, dan tidak melenceng jauh dari dunia sehari-harinya. Keinginan mendapatkan ciuman dari seorang perempuan adalah hal yang lumrah bagi seorang mahasiswa, yang mungkin belum pernah merasakannya. Para mahasiswa lain, atau para lelaki yang berpapasan dengan perempuan itu mungkin juga ingin mendapatkan ciumannya.

 

Yang unik pada keinginan si mahasiswa adalah alasan untuk mendapatkan ciuman itu.

 

Semakin sulit keinginan itu diwujudkan, cerita kita punya peluang semakin menarik. Hambatan untuk mewujudkan keinginan akan semakin besar dan tokoh utama harus melakukan tindakan-tindakan luar biasa untuk mewujudkannya.

 

Ingin mendapatkan ciuman dari seorang perempuan cantik adalah hal yang sulit diwujudkan oleh seorang mahasiswa. Dia harus mendapatkannya, dan waktunya terbatas: Dia harus mendapatkannya sebelum ujian, sebab lulus ujian adalah alasannya untuk mendapatkan ciuman itu.

 

Keterbatasan waktu akan menjadi elemen yang memperkuat ketegangan. Ini biasa kita jumpai dalam cerita-cerita thriller. Situasi memburuk dan tokoh utama hanya punya sedikit waktu untuk membereskan situasi atau segalanya akan hancur berantakan.

 

*

 

Situasi yang setara dengan situasi mahasiswa dalam cerpen itu adalah situasi ngidam pada perempuan yang sedang hamil. Saya pernah membaca cerita tentang perempuan ngidam yang ingin memegang kepala seorang pejabat.

 

Cerita itu buruk dalam dua hal. Pertama, idenya klise. Perempuan ngidam adalah hal yang lumrah dalam keseharian kita. Kedua, keinginannya mengada-ada.

 

Ide yang klise dan keinginan mengada-ada menghasilkan bentuk penceritaan yang klise dan mengada-ada juga. Tidak ada hal yang lebih buruk dibandingkan cerita yang klise dan mengada-ada.

 

*

 

"Saudara-saudara sekalian, ingat, ya, karakter cerita kita harus punya keinginan."

 

Itu nasihat umum yang akan kita dengar ketika kita membicarakan penulisan cerita, terutama dalam bagian penciptaan karakter. Tanpa keinginan, karakter tidak akan melakukan apa-apa, tidak akan ada konflik, dan tanpa konflik cerita tidak akan bergerak.

 

Oke, kita setuju. Karakter harus punya keinginan.

 

Tetapi apa?

 

Harus diakui, menentukan keinginan atau tujuan tokoh utama adalah hal yang sulit. Setidaknya, saya mengalami itu. Semakin keras kita memaksa otak kita, semakin sulit kita menemukannya. Ini sama menjengkelkannya dengan kita mengingat-ingat sesuatu yang kita lupa di mana menaruhnya. Sama juga dengan kita memeras pikiran pada saat ujian sekolah dan tetap tidak berhasil menemukan jawaban untuk satu atau beberapa soal.

 

Tetapi kita bisa tiba-tiba ingat begitu saja di mana kita menaruh sesuatu–justru pada saat kita tidak memikirkannya. Kita juga sering tiba-tiba tahu seharusnya ini jawabannya, setelah ujian selesai dan ketika kita sudah tidak memikirkan soal itu.

 

Karena pikiran kita punya tabiat seperti itu, berarti kita harus mengikutinya. Kita harus memeras pikiran untuk menemukan apa keinginan karakter utama kita. Mungkin saat ini tidak ketemu, tetapi ia bisa muncul saat kita sedang santai.

 

Para penulis sering mengatakan bahwa ide ceritanya muncul begitu saja saat ia sedang duduk-duduk atau sedang mandi atau sedang jalan-jalan sore. Artinya, sedang santai.

 

Tetapi, ide cerita tidak akan pernah muncul begitu saja, entah kita sedang santai atau sedang gugup, jika kita tidak pernah memikirkannya.

 

karakter-utama-anime

 

Cara terbaik untuk mengenali berbagai macam keinginan karakter adalah dengan membaca cerita-cerita bagus yang ditulis oleh orang lain. Maka, nasihat Ray Bradbury menjadi relevan: Baca satu cerpen setiap malam, satu puisi, satu esai.

 

Membaca satu cerpen setiap malam, sebab kita ingin menulis cerpen. Kita perlu mengakrabkan diri dengan cerita pendek. Membaca satu puisi setiap malam akan memberi kita wawasan baru tentang cara-cara mengekspresikan gagasan. Puisi yang bagus selalu menghindari kalimat klise. Kita bisa belajar banyak dari sana. Membaca satu esai setiap malam akan memperluas pengetahuan kita.

 

Ada satu masa saya membaca buku-buku feng shui, keajaiban metafisik, dan sejenis itu. Dan pengetahuan yang saya dapatkan dari buku-buku itu tiba-tiba bisa saya terapkan pada karakter-karakter cerita saya.

 

Ada satu masa juga saya membaca buku-buku tentang cara memperbaiki sepeda. Atau buku tentang tabiat hewan-hewan. Atau buku tentang black magic, tebal sekali; saya menemukannya di tukang buku loak.

 

Di buku black magic saya mendapatkan informasi tentang berbagai rajah, yang terbanyak adalah rajah Nabi Sulaiman, atau yang diyakini oleh para penghayat sihir sebagai peninggalan Nabi Sulaiman. Di buku itu saya juga mendapat informasi tentang pangkat dan jabatan setan dan iblis.

 

Bagi seorang penulis, membaca adalah cara memperluas spektrum pengetahuan.

 

Kita selalu perlu meluaskan pengetahuan kita. Ketika kita menulis cerita, kita menciptakan kehidupan. Maka, kehidupan semenarik apa yang akan kita tawarkan kepada pembaca?

 

*

 

Latihan yang bisa membantu kita menemukan keinginan tokoh utama adalah, lagi-lagi, membuat pertanyaan what if.

 

Bagaimana jika suatu hari gadis itu berubah menjadi kucing? Apa keinginan gadis itu setelah menjadi kucing? Gabriel Garcia Marquez menulis cerita menarik tentang gadis yang tiba-tiba berubah menjadi kucing, berjudul Eva Is Inside Her Cat.

 

Dalam novel Metamorfosa, Gregor Samsa berubah menjadi serangga besar dan sifat-sifatnya menjadi ikut berubah. Ia tiba-tiba tidak bisa minum susu segar; ia lebih menyukai susu yang sudah masam. Dalam cerpen Marquez, Eva menyukai jeruk, dan ia tetap menyukai jeruk setelah menjadi kucing, tetapi kemudian ia mempertanyakan kesukaannya itu, sebab akan aneh jika seekor kucing menyukai buah jeruk. Tidak ada satu kucing pun di dunia ini yang menyukai buah jeruk.

 

*

 

Pikirkan keinginan karakter anda, agar cerita bergerak. Tanyakan saja kepada diri sendiri: Apa yang dia inginkan?

 

Pikirkan keinginan yang unik tetapi tidak mengada-ada. Unik, berarti keinginan itu jarang atau tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, tetapi tetap masuk akal. Keinginan itu tetap berada di dalam cakupan kehidupan si karakter, dan semakin sulit mewujudkannya semakin baik.

 

Keinginan yang sulit diwujudkan akan memaksa karakter melakukan tindakan-tindakan menarik untuk menyingkirkan hambatan-hambatannya, untuk mengatasi konflik yang muncul dari keinginan itu, dan untuk mewujudkannya.***





Related Posts

Post a Comment

0 Comments